Dikatakan Division Head Public Relations Indosat Adita Irawati, BTS alternatif ini membutuhkan tenaga angin dan matahari untuk dioperasikan. Masalahnya, tak semua wilayah di Indonesia memiliki terpaan angin yang kencang.
Kedua sumber daya alam tersebut -- angin dan matahari -- memang digunakan secara bergantian untuk 'menghidupi' BTS alternatif ini. "Kalau untuk siang mungkin bisa menggunakan matahari, tetapi kalau malam, itu kan butuh tenaga angin," ujarnya di sela peresmian kantor regional Indosat di Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (26/11/2008) petang.
Indosat sendiri, telah menargetkan bakal membangun 50 BTS alternatif di sisa tahun 2008 ini. Sebelumnya, mereka telah melakukan observasi terhadap beberapa daerah di tanah air yang berpotensi memiliki SDA angin yang berlimpah.
Daerah tersebut antara lain berada di sepanjang selatan wilayah Indonesia seperti Bali dan Lombok, serta di utara Sulawesi, Manado. Sementara wilayah Pulau Jawa dinilai tidak layak karena wilayahnya kurang terbuka.
Bersama Lembaga Elektronika Nasional (LEN) dan Institut Teknologi Bandung (ITB), Indosat sebelumnya juga telah melakukan ujicoba BTS alternatif ini di Bali dan Lombok.
Dalam tiga bulan pengujian tersebut, penggunaan energi listrik yang bisa dihemat dikatakan bisa mencapai 80%, sedangkan emisi gas karbon CO2 yang dapat diminimalisasi mencapai 2,4 ton.
Namun memang, untuk membuat BTS ini Indosat harus merogoh koceknya lebih dalam, yakni Rp 1 miliar untuk satu BTS. "Tapi kita optimistis BTS tersebut dapat memberikan manfaat jangka panjang, karena kita juga tak bisa terus menerus mengandalkan pasokan listrik PLN," tukas Adita
0 comments:
Posting Komentar